Menonton Para Pendekar
“Ketika pendekar dengan pendekar bertarung, maka yang bukan pendekar harap tahu diri: cukup nonton saja. Silakan jika ingin memberikan yel–yel dukungan kepada pendekar jagoannya tapi jangan sampai menghina dina atau mengolok–olok pendekar lainnya! Sadar kapasitas diri bukan oendekar!”
Pertama kali saya membaca nasihat semakna dengan itu beberapa bulan lalu di status Facebook seorang Musyrif (Pembina halqah–pen.). Tanpa menunggu waktu lama, saya pun membubuhkan jempol saya di sana. Tepat sekali nasihat itu…. Continue reading